Jumat, 03 Desember 2010

Kent Sutanto, Gemilang di Negeri Sakura

Posted by Lambayun Arya Wisanggeni On 15.06 No comments



Siapa menanam ilmu, kelak akan menuai prestasi di kemudian hari. Falsafah itulah yang kerap terjadi pada mereka yang selalu mementingkan dunia pendidikan dan tak lelah mengejar ilmu.

Kent Sutanto salah satunya. Pria kelahiran Surabaya, 1951 silam, ini dikenal sebagai sosok yang banyak menghabiskan waktu untuk pendidikan. Terbukti, dia meraih empat gelar doktor dari empat universitas yang berbeda. Kini ilmu yang dimilikinya dimanfaatkan Pemerintah Jepang. Kent memang langka. Dia mampu menggabungkan empat disiplin ilmu berbeda. Empat gelar doktornya di peroleh pada bidang applied electronic engineeringdi Tokyo Institute of Technology, medical science dari Tohoku University, pharmacy sciencedi Science University of Tokyo, terakhir adalah doktor bidang ilmu pendidikan di Waseda University.

Karena beragamnya ilmu yang dimiliki, tidak heran jika penelitian yang dia lakukan juga beragam dan mencakup banyak bidang ilmu pengetahuan. Dia telah mempunyai 31 paten internasional yang tercatat resmi di Pemerintah Jepang. Latar belakang pendidikan hingga menengah atas dihabiskan di Surabaya. Saat kecil dia mengenyam pendidikan di SD swasta di Kapasari, SMP Baliwerti, dan SMA Budi Luhur. Kent kemudian belajar di Jepang, salah satu alasannya karena tingginya sentimen antiwarga keturunan Tionghoa pada masa Orde Baru. Karena sentimen itu, Kent hanya tamat kelas 1 SMA. Setelah itu dia menekuni toko elektronik orang tuanya di Surabaya.

Tanpa disangka ketekunannya merakit peralatan elektronik membuat salah seorang pembelinya yang berkebangsaan Jepang menawarinya sekolah di Negeri Sakura. Tentu saja Kent tak menyiasiakan peluang tersebut. Pada 1974, saat usinya 23 tahun, Kent akhirnya hijrah ke Jepang. Di Negeri Matahari Terbit itulah jejak sukses Kent terus terlihat meski pada awalnya dia menemui banyak kesulitan. Maklum, keberangkatan Kent ke Jepang hanya bermodalkan nekat. Awalnya Kent tidak bisa langsung kuliah. Dia harus belajar bahasa Jepang terlebih dahulu. Baru pada tahun ketiga di sana dia berhasil kuliah di Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) dengan mengambil jurusan teknik elektronik. Kemudian melanjutkan master dan doktor. Habis mengambil dua gelar doktor, Kent sempat pulang ke Surabaya.

Setelah itu, dia terus mengejar impian-impiannya yang lain. Sampai akhirnya meraih sejumlah gelar lain. Prestasi akademiknya diakui di Jepang dan Amerika Serikat (AS) dengan menjadi profesor pada usia 37 tahun. Pada 1988–1993, Kent yang juga Direktur Clinical Education and Science Research Institute (CERSI) ini menjadi associate professordi Drexel University dan School Medicine at Thomas Jefferson University, Philadelphia, AS. Prestasi akademiknya juga diakui University of Yokohama (TUY) dengan mencatatnya sebagai di Biomedical Engineering Program University of Yokohama (TUY). Kini Kent mengajar dan tercatat sebagai profesor di kampus almamaternya Universitas Waseda, Jepang.

Dia juga menjabat posisi struktural. Universitas ini merupakan perguruan tinggi swasta terbesar di Jepang. Reputasinya setara dengan universitas negeri seperti Tokyo University, Kyoto University, atau Nagoya University. Selain mengajar di almamaternya, Kent juga menjadi dosen tamu di Universitas Venesia, Italia. Karena kecemerlangannya, pria asal Surabaya yang sudah 35 tahun tinggal di Jepang itu mendapat kepercayaan Pemerintah Jepang menduduki jabatan di Ministry of International Trade and Industry MITI, semacam Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jepang.

Di sana Kent menjabat sebagai komite pengawas (supervisor committee). Dia turut membidani konsep masa depan Jepang dengan menjadi Japanese Government 21st Century Vision. Dengan kedudukannya di MITI dia juga bertugas mengawasi kebijakan makro Pemerintah Jepang.

http://suar.okezone.com/read/2010/11/29/283/398215/283/gemilang-di-negeri-sakura

0 komentar:

Posting Komentar