Sabtu, 20 November 2010

what's going on with children's song?

Posted by Lambayun Arya Wisanggeni On 16.02 No comments

seluruhnya copas from : http://lookism.wordpress.com/


anak gembala


Di bawah sinar matahari pagi, wajah berseri-seri
Kita semua tiap hari mandi, di sungai jernih murni
Lihatlah lihat embun pagi hari, menghias bunga melati
Menari-nari, bersinar berseri membawa salam pagi

A very old song from my very old memory (thank God masih bisa ingat ini) yang sampai sekarang masih menempel somewhere on my brain cells. I used to sing it together with my mom, or when my elementary teacher told us to sing individually in front of the class.

Lagu yang sangat sederhana, by Ibu Kasur perhaps, I am not sure. Tipikal lagu anak-anak jaman dulu yang memang tidak akan memusingkan si anak dengan line-line yang rumit dan gak bakal mereka mengerti.

Mungkin gak perlu kembali mundur sejauh era Ibu Kasur, tapi lagu anak-anak setelah masa itu juga masih cukup enak dan pantas didengar. Semacam Melisa’s Abang Tukang Bakso, Giovani’s Ayo Menabung, atau Si Komo Lewat by Kak Seto. And then, what happened? Silence. Another silence. A long period of silence. Of course, there was Sherina. But that’s just it.

Dan, bertahun-tahun setelah itu??? BOOM!!! Everybody seems to be amazed by the the so-called reality-show-in-search-of-new-stars. You name it, AFI, KDI, Indonesian Idol, and a whole lot more. The worst thing is, they all have their own junior version. Nah, disinilah semuanya terasa begitu menyakitkan (dramatisir dikit gak papalah).

Gimana gak menyakitkan, saat melihat seorang anak berumur kira-kira 7-8 tahun menyanyikan lagu-lagu Peter Pan, D’Massiv, Kerispatih, and others. Kata-kata macam, “Cinta kita”, “Bersamamu”, “Jangan tinggalkan aku”, bertebaran dimana-mana. What the…???

Siapa yang harus disalahkan? Mereka diharuskan menyanyi setiap minggu, dengan lagu berbeda. Pilihan apa lagi yang mereka punya? And to be honest, singing “Balonku ada lime” even in R&B version won’t get them those sms they need to win the competition. I just wish we have more children song writer, and the industry can have the strong will to support it. But again, no sms = no money for the industry. And then we can have another equation. Oh well…

0 komentar:

Posting Komentar